indonesia Tambah Dua Cagar Biosfer Baru

Senin, 24 Juni 2019 | 10:58:37 WIB | Dibaca: 1186 Kali



Jakarta, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jumat, 21 Juni 2019. Pada Sesi 31st International Co-ordinating Council Man and Biosfer (ICC MAB) di Paris, ditetapkan dan dideklarasikan dua Cagar Biosfer (CB) baru, dengan total luas 2.916.116 Hektar (Ha). Dua CB baru di Indonesia tersebut adalah CB Togean Tojo Una-una, di Kabupaten Tojo Una Una, Provinsi Sulawesi Tengah, dan CB Saleh-Moyo-Tambora (Samota), di Kabupaten Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
 
CB Togean Tojo Una-una memiliki luas 2.187.632 Ha yang merupakan bagian dari Coral Triangle Area, dengan rincian Core Zone seluas 368.464 Ha, Buffer Zone 281.136 Ha, dan Transition Zone seluas 1.538.032 Ha yang terdiri dari wilayah perairan seluas 1.053.630 Ha dan daratan seluas 484.402 Ha. CB ini merupakan keterwakilan ekosistem dan melindungi ekosistem pantai, padang lamun, dan terumbu karang terpenting di wilayah World Coral Triangle, terutama di Teluk Tomini.
 
Sedangkan CB Samota luasannya yang ditetapkan adalah 728.484,44 Ha, dengan Core Zone seluas 115.207,10 Ha, Buffer Zone seluas 138.731,86 Ha dan Transition Zone 474.545,48 Ha. CB Samota merupakan keterwakilan dan perlindungan untuk berbagai tipe ekosistem di wilayah Lesser Sunda, seperti flora dan fauna di hutan pegunungan di Gunung Api Tambora, Pulau Moyo, dan kekayaan satwa perairan di Selat Saleh, antara lain dengan keberadaan hiu paus.
 
Sebelumnya, di Indonesia telah ditetapkan 14 CB dengan total luas 25.015.686 hektar, yaitu: (1) CB Cibodas ditetapkan tahun 1977, (2) CB Lore Lindu-1977, (3) CB Komodo-1977, (4) CB Tanjung Puting (5) CB Siberut-1981, (6) CB Leuser-1981,(7) CB Giam Siak Kecil Bukit Batu-2009, (8) CB Wakatobi-2012, (9) CB Taka Bonerate Kep.Selayar-2015, (10) Bromo Tengger Semeru Arjuno-2015, (11) CB Belambangan, 2016, (12) CB Berbak Sembilang-2018, (13) CB Rinjani Lombok-2018, dan (14) CB Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu-2018. Dengan ditambah dua CB baru, Indonesia saat ini telah memiliki telah memiliki 16 CB, dengan total luas 27.931.802 Ha.
 
Semua CB tersebut mewakili hampir seluruh tipe ekosistem dan fenomena geologi di Indonesia, seperti hutan tropis di berbagai ketinggian, pegunungan api aktif, karst, ekosistem pantai, padang lamun, terumbu karang, sampai ke laut dalam, serta nilai peninggalan sejarah arkeologi dan fenomena geologi dan kegunungapian, yang dihuni oleh masyarakat dengan ragam budayanya. Oleh karena itu, cagar-cagar biosfer di seluruh Indonesia menyandang nilai-nilai sangat penting dan bersifat lokal sekaligus global.
 
Berbagai inisiatif pengelolaan kawasan konservasi yang sesuai dengan konsep pengelolaan suatu CB seperti bagaimana pengelolaan Core Zone (CZ) dapat memberikan akses kepada masyarakat di sekitarnya, dan sebaliknya. Selain itu, pengelolaan Buffer Zone (BZ), dimana masyarakat desa-desa dengan jutaan jiwa tergantung dan menggantungkan hidupnya dari kesehatan kondisi hutan/perairan yang menjadi Core zone nya, dapat aktif terlibat dalam penyelematan CZ. Selanjutnya adalah pembangunan di Transition Zone (TZ) selalu memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian dan menjamin minimalnya dampaknya pada BZ dan CZ, termasuk riset-riset di semua zona tersebut dapat mendukung penerapan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.(*)
 
Penanggung jawab berita:
Kepala Biro Hubungan Masyarakat KLHK,

 

 

 

Komentar Facebook